Rabu, 17 Oktober 2012

DONGENG


DONGENG

Mendongeng adalah kegiatan menceritakan isi dongen kepada seseorang atau banyak pendengar.
Seorang pendongeng dituntut untuk dapat bercerita dengan urutan yang baik, antara lain: suara, lafal, intoasi, gestur, dan mimik yang tepat.
Bercerita dengan urutan yang baik maksudnya adalah bercerita dengan memerhatikan alur atau plot cerita yang sedang diceritakan. Bagian-bagian cerita yang diceritakan dengan urutan yang tepat akan lebih mudah dipahami.
Ciri khas teknik bercerita mendongeng adalah adanya unsur penghayatan tokoh saat bercerita.
Gestur adalah gerak-gerik tubuh pemain sesuai dengan adegan yang sedang diperankan olehnya. Misalnya tokoh sedang berperan sebagai kakek tua, maka gerak tubuhnya harus agak membungkuk seperti seorang kakaek tua.
Intonasi adalah naik turunnya suara (nada) sesuai dengan kalimat-kalimat yang diucapkan tokoh. Misalnya, untuk mengucapkan nada marah, tokoh harus meninggikan suara atau boleh saja pelan, tetapi didukung oleh mimik (raut wajah) yang sesuai.
Hal yang perlu diperahtikan ketika bercerita dengan alat peraga antara lain:
1.    Sesuaikan alat peraga dengan cerita
2.    Tentukan alat peraga sesuai dengan kebutuhan, jangan terlalu banyak
3.    Alat peraga hendaknya mempermudah pemahaman pendengan/penonton
4.    Peragakan alat tersebut sesuai dengan isi cerita.
BENTUK SASTRA
Prosa adalah karangan bebas yang tidak terikat oleh bentuk, irama, dan rima. Oleh karena itu, pembaca dapat dengan mudah menangkap pesan yang ada dalam karya prosa tersebut.
Menurut perkembangannya, prosa terbagi menjadi dua, yaitu prosa lama dan prosa baru.
Karya sastra yang termasuk prosa lama, antara lain:
1.    Hikayat
Cerita tentang raja dan  bangsawan,
Contoh: Hikayat Hang Tuah
2.    Tambo (Silsilah)
Isinya berkaitan dengan sejarah tetapi sudah dibumbuhi fantasi.
Contoh: Kerajaan Kediri
 3.    Dongeng
a.    Fabel
Cerita rekaan yang semua tokohnya terdiri atas binatang yang berperilaku seperti manusia. Contoh: Si Kancil
b.   Legenda
Cerita rekaan yang dihubungkan dengan terjadinya suatu tempat.
Contoh: Terjadinya Rawa Pening
c.    Sage
Cerita rekaan yang dihubungkan dengan sejarah.
Contoh: Saur Sepuh
d.   Mite
Cerita rekaan yang dihubungkan dengan kepercayaan (tentang dewa-dewi dan roh-roh)
Contoh: Nyai Roro kidul
e.    Parabel
Dongeng perumpamaan yang di dalamnya berisi kiasan-kiasan yang bersifat mendidik.
Contoh: Bawang Putih dan Bawang Merah
f.     Dongeng Orang pandir
Dongeng yang bercerita tentang para pelaku yang konyol karena kegodohannya.
Contoh: Pak pandir
g.    Cerita Panji/Wira Cerita
Cerita kepahlawananatau epos dari Jawa
Contoh: Nyi Ageng Serang
Yang termasuk prosa baru adalah
1.    Novel
Cerita yang melukiskan kehidupan sehari-hari tokoh yang mengalami konfliks/ada perubahan nasib.
2.    Roman
Cerita yang melukiskan seluruhh kehidupan pelaku utamanya yang menyangkut peristiwa yang dialami dari kecil sampai mati.
3.    Fragmen
Cuplikan atau petikan dari sebuah cerita.
4.    Biografi
Cerita kehidupan seseorang terutama dititikberatkan pada jasa dan perjuangannya dalam masyarakat (riwayat hidup orang lain).
5.    Otobiografi
Cerita kehidupan pengarang sendiri.
6.    Esai
Karangan yang mengupas masalah sosial, budaya, dan sastra.
7.    Kritik Sastra
Karangan yang berisi tentang penilaian baik buruknya hasil karya sastra pada masa tertentu.
8.    Riwayat Perjalanan
Karangan yang melukiskan perjalanan serta kesan-kesan seseorang atau penulis ke suatu negeri atau tempat tertentu.
Unsur Bentuk Prosa
1.    Unsur Intrinsik
Unsur yang ada di dalam karya prosa dan unsur itu turut menentukan mutu karya prosa tersebut. Unsur intrinsik prosa ini meliputi:
a.    Alur/Plot
Merupakan rangkaian peristiwa yang membentuk cerita. Alur dibedakan, antara lain:
1.    Alur Maju/Progreresif
Alur yang peristiwanya berjalan teratur dari awal sampai akhir cerita.
2.    Alur Mundur/Regresif
Alur yang menceritakan peristiwa pada waktu lampau.
3.    Alaur Sorot Balik/flash Back
Alur yang terjadi karena pengarang mendahulukan bagian akhir cerita dan baru kembali ke awal cerita.
4.    Alur klimaks
Alur yang susunan peristiwa menanjak dari peristiwa biasa menjadi meningkat menjadi penting.
5.    Alur Antiklimaks
Alur yang susunan peristiwanya makin menurun dari peristiwa penting/yang menonjol kemudian menjadi kendur dan berakhir dengan peristiwa biasa.
6.    Alur Kronologis
Alur yang susunan peristiwanya berjalan sesuai dengan urutan waktu.
b.   Tokoh dan Penokohan
Tokoh adalah para pelaku yang ada dalam cerita.
Penokohan adalah cara mengarang melukiskan tokoh-tokoh dalam cerita yang ditulisnya.
c.    Latar dan Setting
Latar merupakan tempat atau waktu terjadinya suatu peristiwa.
d.   Sudut Pandang atau Titik Kisah
Bagaimana pengarang menempatkan dirinya dalam cerita yang ditulis.
Sudut pandang dapat dibedakan atas:
1.    Pola Orang Pertama
Dalam hasil karyanya pengarang dapat bertindak sebagai:
a.    Tokoh utama
b.    Pengamat langsung
c.    Pengamat tidak langsung
2.    Pola Orang Ketiga
Dalam pla ini pengarang tidak terlibat dalam peristiwa yang dalam cerita tersebut. Kata ganti yang dipakai = dia, ia, atau nama orang.
e.    Gaya
Cara atau teknik yang digunakan pengarang untuk menyampaikan gagasannya dengan menggunakan media bahasa yang indah dan harmonis serta mampu menciptakan nuansa makna.
f.     Tema
Merupakan ide pokok yang menjadi titik tolak pengarang dalam menyusun sebuah cerita.
2.    Unsur Ekstrinsik
Unsur yang ada di luar karya prosa, tetapi ikut menentukan mutu prosa tersebut.
Unsur ini meliputi, antara lain:
a.    Biografi pengarang
b.    Ideologi yang dianut pengarang
c.    Agama yang dianut pengarang
d.    Kedudukan pengarang dalam masyarakat
e.    Waktu yang melingkupi karya itu diciptakan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar